Sabtu, 28 April 2012

tari RANGGUK


Rangguk adalah sebuah tari penyambutan tamu yang dilakukan oleh masyarakat Kab. Kerinci tempodulu. tarian ini dilakukan dilapangan terbuka atau di halaman rumah tempat dilaksanakan acara seperti acara Peresmian Perkawinan, hari-hari besar Islam maupun Nasional dan lain-lain.

Pada mulanya tari Rangguk dibawa oleh seorang Ulama besar Kab. Kerinci asal Cupak dari Arab diperkirakan pada abat ke Lima belas masehi, yang fungsinya adalah untuk penyebaran agama Islam, yang syairlagu untuk pengiring tarian tersebut diangkat dari kitab Al-Barzanji dengan judul Alla ya Maulai. lagu dinyanyikan bersama-sama oleh penari sambil memukul rebana kecil menari dengan semangat.

Musik pengiring tari Rangguk pada mulanya hanya menggunakan tiga Rebana terdiridari Rebana Tingkah, Nyelalu, dan Dap. sedang kan penari pada mulanya terdiri dari kaum laki-laki saja dengan mengangkat gerak yang menirukan gerak-gerak harimau masyarakat Kerinci menyebutnya Silat Harimau.

Komposisi tari digarap dengan menggabungkan dua unsur yakni perkawinan Arab dengan Melayu tua. dari hasil perkawinan inilah maka terjadi sebuah akulturasi budaya Melayu Tua yang bernafaskan Islam.

PEMUDA PANCASILA PENTASKAN SANGGAR MINDULAHIN DUA GENERASI


Acara pelantikan ketua Pemuda Pancasila Kota Jambi 28 April 2012 di hotel Novita Jambi, dimeriahkan oleh sanggar Mindulahin menampilkan Seni Pertunjukan tradisional melayu Jambi dua Generasi dengan durasi pertunjukan lima belas menit dengan meramu berbagai unsur seni tradisional melayu Jambi yang bersumber dari Musik Kelintang Jolo dan Tari Zapin.

Garapan musik ini digarap oleh Azhar. Mj dan Zulbakhri dan dimainkan oleh anggota sanggar Mindulahin dalam dua generasi, dengan menggabungkan anggota Senior dengan Yunior terdiri dari Dedi Djaba, Master Junai, Azhar. Mj, dan Zulbakhri. sedangkan anggota Yunior terdiri dari Zamzami Akbar, Rizki, Topan, Jagat, Joko Satria, dan Oki.



Untuk garapan tari ditata oleh Nopa juga menampilkan dua generasi antara senior dan yunior terdiri dari Bela, Dinda Nabila, Ezati, Riski, Iddany, Mira, Liza, dan Aliya. sedangkan yunior terdiri dari Naila, Syifa, Fadilla, Kiki, Adella, Andin, Dina, Liya dan Zahra.

Usai pentas Ketua Pemuda Pancasila Hendry Attan, SE  memberikan dana pembinaan terhadap sanggar Mindulahin yang diterima lansung oleh ketua Umum Sanggar Mindulahin Azhar. Mj diatas pentas yang disambut hangat oleh tepukan penonton yang meriah.


Rabu, 11 April 2012

Lukisan RAJAH ( karya Azhar. mj )

lukisan Rajah karya Azhar. Mj tahun 1997 dilukis diatas kanvas kulit kayu kemudian digarap dengan tekhnik moderen mengangkat objek yang menggambarkan masuknya peradaban Islam pada abad ke 13, beradaptasi dan berakulturasi dengan suku Melayu tua di Jambi, Jalinan dua kepercayaan ini melahirkan bentuk budaya baru antara kepercayaan terhadap dewa-dewa dan benda-benda yang dikeramatkan dengan kepercayaan yang mengagungkan asma Allah Swt. bentuk baru ini adalah Rajah yang diyakini oleh suku melayu tua sebagai pengusir setan, roh-roh jahat yang mengganggu kehidupan manusia.

Untuk penggunaan rajah yang ditulis diatas kertas, kain, kulit kayu yang kemudian ditempelkan diatas pintu rumah pada bagian dalam rumah, konon kepercayaannya dapat menolak kejahatan dan memudahkan rezeki. Rajah ada juga yang dibuat untuk ditempelkan dikamar tidur agar roh-roh jahat atau jin tidak dapat mengganggu ketika sedang tidur.

Rajah-rajah ini pada mulanya dibuat dengan simbol simbol yang terdiri dari gambar-gambar matahari, tumbuh-tumbuhan dan binatang dan kemudian ditulisi dengan tulisan Arab gundul (tanpa garis ) tulisan seperti ini di Jambi disebut tulisan Arab Melayu.

                                                     foto kukisan Rajah karya Azhar. Mj

Mata uang yang digunakan pada abad ke 13 masehi juga salah satu menjadi inspirasi dalam mewujudkan sebuah karya lukisan Rajah, dan juga pada kitab Tajam Muluk yang terdiri dari tulisan tentang ramalan-ramalan dan cara pengobatan.

                                                                mata uang tahun 1325

Senin, 09 April 2012

14 Teater TUTUR Akar seni tradisional melayu tua

Jambi memiliki empat belas macam atau bentuk teater tutur sebagai sumber inspirasi perkembangan teater pada zaman sekarang, empat belas macam bentuk tutur tersebut adalah :

1. Kunun.
kesenian ini dilakukan oleh orang tua-tua pada zaman dulu adalah sebagai pengantar sebelum tidur dengan cara berdongeng dengan menyajikan cerita - cerita rakyat atau legenda. Kunun artinya konon dilakukan oleh satu orang penutur sambil ber baring-bering atau duduk pada saat sebelum tidur, kesenian ini disukai oleh anak-anak.

2. Keba
keba artinya berkabar atau menyampaikan berita cara orang tua-tua kita dahulu menyampaikan berita dengan cara bertutur yang disebut keba. kesenian ini dilakukan siang atau malam hari pada waktu acara-acara tertentu seperti acata pesta pengantin, cukuran dan pesta lainnya, atau ditempat-tempat lain yang tengah melaksanakan keramaian. kesenian ini dilakukan oleh satu orang penutur menyampaikan cerita sambil bernyanyi sedangkan alat pengiring keba tersebut menggunakan kaleng kosong yang juga berfungsi sebagai ruang resonansi suara atau vokal penutur.

3. Jugi
Jugi adalah kesenian tutur yang menyajikan cerita-cerita tentang pertempuran atau peperangan  tempo dulu yang menampilkan tokoh-tokoh  seperti Jugi, Bujang Bulan Singarincing, Malin Kusimbo dan lain-lain, peperangan yang dilakukan biasanya merebut kekuasaan. Kesenian ini dilakukan oleh satu orang pelaku juga memiliki irama lagu yang dilantunkan oleh penutur tersebut.

4. Injik Skiling
Injik Skiling seni tutur yang menampilkan cerita tentang legenda kerajaan, kesenian ini dilakukan oleh satu orang penutur dengan melapis kostum sebanyak kostum tokoh yang akan di tampilkan dalam cerita tersebut. peran tersebut dilakukan sendiri oleh penutur sambil bernyanyi.

5. Rendi.
Rendi artinya bersedih hati, ungkapan ini dilakukan dengan cara bernyanyi yang mana nyanyian tersebut menyampaikan cerita tentang kesedihan nasib, putus cinta, ditinggal pergi oleh seseorang, kekasih diambil orang, dan kesensaraan dalam menjalani kehidupan.

6. Tale
tale jiga termasuk kesenian tutur kesenian ini dilakukan oleh banyak orang baik tale yang di sawah maupun tale pelepasan Haji. tale dilakukan dengan nyanyian dengan syair atau pantun.

7. Iwa
Iwa juga salah satu cara orang tua-tua dahulu, menyampaikan berita, atau berkabar tetapi tidak sama dengan keba. kesenian ini juga dilakukan oleh satu orang penutur yang menggunakan kenong (canang) sebagai alat musik pengiring tetapi tidak bernyanyi melainkan mengucapkan petatah-petitih pembuka maupun penutup sedangkan isi cerita adalah hasil keputusan  musyawarah Depati Ninik Mamak Cerdik Pandai Alim Ulama dalam negri. acara Iwa dilakukan pada malam hari sambil jalan kaki keliling kampung.

8. Pantau (mantau)
Kesenian ini juga seperti Keba tetapi memiliki pola irama lagu yang berbeda, sedangkan cerita yang disampaikan hampir memiliki kesamaan yakni menyampaikan berita, kesenian ini dilakukan oleh satu orang penutur tetapi diperlukan pemusik sebagai pengiring, seperti gendang, kelintang, gong dan piul.

9. Krinok
Krinok artinya Cengkok lagu dinyanyikan mengutamakan cengkok-cengkok sebagai pakem lagu tersebut. kesenian ini dilakukan oleh satu orang penutur dan diiringi oleh musik pengiring sama seperti Pantau (mantau) sedangkan yang membedakan adalah cerita yang disampaikan pada krinok adalah mengungkapkan isihati diri  sendiri. sedangkan pantau menceritakan kejadian orang lain.

10. Doak
Pola doak sama dengan pantau dan krinok tetapi berbeda pada nyanyian atau iramanya, krinok ada pada minor sedangkan doak ada pada nada mayor. musik pengiringnya adalah sama-sama menggunakan alat musik tradisional melayu jambi tersebut, penutur satu orang sedangkan cerita yang disampaikan adalah nasehat-nasehat.

11. Dideng
Dideng adalah sebuah seni tutur yang menyampaikan cerita legenda pada sebuah kerajaan, dengan kisah cinta antara Dideng dengan Dayang Ayu yang tidak direstui. kesenian ini dilakukan sambil bernyanyi tanpa iringan musik.

12. Dadung
Dadung juga seni tutur tetapi kesenian ini lebih erat dengan agama islam, petatah petitih atau pantun yang dinyanyikan adalah ajaran islam. instrumen pengiring adalah gendang Melayu, gambus, piul, dan gong.

13.  Senjang
kesenian tutur ini dilakukan oleh dua orang penutur sambil berbalas pantun menyajikan pantun-pantun jenaka sehingga terkesan lucu, lagu yang ditampilkan diiringi oleh piul tetapi pada saat lagu berhenti gendang, kromong, gong dan peralatan lain bermain sebagai interlude.

14.  Senandung Jolo
senandung jolo hampir sama dengan pola senjang tetapi berbeda lagu dan cara iringannya, senandung jolo juga dinyanyikan oleh dua orang penutur, sedangkan musik pengiring lebih mengutamakan kelintang kayu , gendang dan gong.

Sabtu, 07 April 2012

AKSARA INCUNG

Aksara Incung adalah tulisan kuno yang ditemukan di Kab. Kerinci, tulisan ini diperkirakan telah ada sebelum masehi dan digunakan oleh suku melayu tua sebagai alat ungkapan pada masa itu. tulisan-tulisan ini banyak terdapat pada benda-benda peninggalan sejarah Pamalayu atau disebut Melayu Kuno.

                                          bentuk Konsonan yang ditemukan ( L.C. Westenenk )
Bentuk Konsonan ini ditulis Oleh L.C. Westenenk ( 1916 ) dalam buku yang diberi judul Rentjong-sehrift. Korintji.
                                      salah satu bentuk naskah dalam buku ( L.C. Westenenk )

ETNOMUSIKOLOGI Lahin Art Primary Jambi

Lembaga Pendidikan Kursus LAHIN ART PRIMARY JAMBI, salah satu lembaga yang menanamkan nilai-nilai sosial budaya terhadap anak-anak usia dini melalui musik dan tari tradisional, bertujuan untuk memberi semangat dan percaya diri terhadap budatya sendiri sebagai tonggak fondamental bagi kokohnya suatu bangsa.
                                 foto anak-anak mendengarkan arahan pelatih/pengajar

Anak-anak yang bergabung dengan LAHIN ART PRIMARY JAMBI sangat antusias dan tekun mempelajari musik trasisional yang merupakan warisan nenek moyang dari suku melayu tua. Lahin Art Primary menggali dan mempelajari berbagai bentuk musik trasisional melayu jambi sampai pada saat ini terdapat 117 macam pola rythme. sedangkan nada - nada yang ditemukan pada penelitian tersebut sangat miskin dari musik atau nyanyian yang ditemukan paling banyak hanya lima nada pada musik tradisional melayu tua.
                                     foto para penabuh gendang belajar pola rythme

                                foto anak-anak ceria belajar musik tradisional melayu tua

                                          

Selasa, 03 April 2012

SEJARAH ADAT-ISTIADAT MELAYU TUA


foto Kerinci dari bukit tengah

Bismillah itu mulonyo kato, ampun baribu kali ampun, ampunlah kami kepado penghulu yang gdang batuah, sertonyo iman dingan khatib, alim dingan ulamo, lebai dingan kari, cerdik dingan pandai, tuo dingan mudo, adik dingan kakak, dusanak dingan sudaro serto orang yang banyak.

Kami menulih sejarah adat ini untuk disimak anak cucung kemudian hari, supayonyo tau apo tugas gawe Depati, Ninik mamak, Anak Jantan, karno  bukan kami uhang nan tau idak pulo uhang yang pandai Pepatah adat belumlah kami tau  Dih melayu belumlah kami paham.

Jadi apo pulo maksud dan tujuannyo, supayo adat yang lamo tertidur tabenam dilubuk dalam, mari samo-samo kito bangkitkah, supayo adat samo-samo kito pakai, tat kalo maso dulu diletakkan Nabi penghulu kito, jadi adat dingan pusko lah dipakai uhang tuo-tuo, supayo adat mak nyo nyato supayo serak maknyo nyalo.

Ado dih melayu ngato :Anak murai terbang kesasak tibo disasak makan padi dari nenek turun kemamak tibo dimamak turun kekami.

Pepatah adat mengatokan : Buruk li baganti li buruk pua jelipung tumbuh, rebah kayu aro jelatang mangkit ilang cincin permato timbul, disitu besi talantak kapapan, disitu pahat tegores kabatu, idak nyo lapuk karno hujan, idaknyo lekang karno paneh, diansak idaknyo layu dianggung idaknyo mati, tabangka dari bumi tacoreng dari langit beku didalam karang setio.

Ado dih melayu ngato :Uhang batauh diujung tanjung batang pimpin muaro ayi bulih
Rajo jauh dipanggil untung Rajo dekat dipanggil sirih.

Adopun tugas Depati Ninik Mamak serto Anak jantan,
Partamo tugas depati
Uhang yang duduk dikerjin tempat batuik tempat batanyo, yang megang lantak idak goyang yang megang cermin idak kabur yang babiang tebuk bagenting putuh. Yang megang Induk Undang Tambang teliti. Pertamo Titian teras batanggo batu, keduo Cermin gedang nan idak kabur, ketigo Lantak nan idak goyang, keempat Dak lekang dekpanas dak lapuk dek hujan, dan kelimo Kato seiyo bulat ayi dipembuluh bulat kato dekmumfakat

Kaduo tugas Ninik Mamak
Uhang yang melpih pagi menguhung petang, terhadap anak buah anak penakan, menyelesaikan silang dingan selisih cekak dengan kelahi luko dingan bapampih mati dibangun salah dihutangkan benar ditegakkan  rangkang disusun silang dipatut keruh dipejenih tejun dipenaik menurut adat melayu tuo

Katigo tugas Anak jantan
Anak jantan teganai umah diimbau cepat datang, disuruh cepat pgi  untuk menjalankan kato perintah  Depati Ninik Mamak.

Pepatah adat mengatokan: Kalulah tali tigo sepilin, tungku tigo sejerangan, disitu genting mako putus biang mako tebuk, pipih lah bulih dilayangkan bulat lah bulih digilingkan menurut adat melayu tuo ico pakai adapt kito.

Ado dih melayu ngato: Banyak seludang dalam semak limau purut dipantaikan Banyak utang ninik mamak mano yang kusut diselesaikan.

Aturan adat ini dipakai setelah masuknya agama Islam mempengaruhi suku melayu tua Kerinci pada abad ke 13 hingga sekarang peraturan adat istiadat ini terus dijalankan dan diturunkan dari periode ke periode oleh masyarakat  suku Kerinci  disebut Nuhaun Seko yang artinya menurun kan gelar atau penobatan gelar terhadap orang pilihan yang dianggap mampu dan pantas memegang  atau menyandang gelar sebagai Depati Ninik Mamak dan Anak Jantan. Adat – istiadat periode ini dtsebut : “ Adat bersendikan Sarak, Sarak bersendikan kitabullah “ yang berpegang teguh pada Hadis dan Al-Quran.

Pada abad ke 1 hingga 13 M adat yang digunakan adalah : “Jung Bajau Batu bedamai”  maksudnya adalah Kekerasan untuk kedamaian, untuk memegang gelar Depati Ninik Mamak dan Anak Jantan harus melalui aturan kekebalan tubuh dan Ilmu kebatinan yang tinggi dan Iluminatif tingkat kepercayaannya. Pada abad ini masyarakat akan patuh dan tunduk terhadap orang yang memiliki tingkat kebatinan dan kekebalan tubuh yang tinggi.
Kekuatan ini diuji dari period ke periode pada suatu tempat atau arena yang disiapkan dan disaksikan oleh halayak ramai.

Perilaku tatacara ini diperkirakan di pelopori oleh berdirinya Kerajaan Koying dari abad ke 1 masehi hingga abad ke 5 masehi yang ditulis oleh K’ang-tai dan Wan-Chen dari Wangsa Wu (208-222). dan kemudian menjadi Kerinci yang berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Korenci artinya permukiman diatas bukit atau pergunungan yang disebut orang gunung.

Pada abad sebelum masehi, adat – istiadat yang digunakan adalah : “ Bajumban besi Bajumban perak “ artinya  kekerasan untuk kesenangan, aturan aturan ini oleh Islam disebut jahiliah perbuatan menyakiti orang untuk menyenangkan diri. Kepercayaan yang dianut adalah mempercayai para dewa-dewa dan mengkeramatkan benda-benda yang dianggap keramat, batu-batuan, air, angin, pepohonan dll, kekuatan sihir adalah kekuatan yang diutamakan.

Latihan Vokal

Lima orang siswi SMP Negeri 1 Kota Jambi bergabung dengan sanggar MINDULAHIN untuk latihan vokal kelima siswi tersebut adalah Bela, Rizqi, Sartika, Miranda dan Helda. mereka berlatih bersama pelatih vokal sanggar Mindulahin Zulbakhri salah satu seniman musik yang cukup senior dan terkenal di Jambi, Nasional bahkan ke Manca Negara. Beliau telah banyak menghasilkan karya-karyamusik terutama menggarap musik yang berakar dari musik tradisional melayu Jambi.








Senin, 02 April 2012

ATIB TOGAK

Atib togak adalah salah satu seni budaya Merangin yang lahir setelah masuknya agama Islam pada abad ke 13 M ke wilayah tersebut. budaya ini beradabtasi dan kemudian berakulturasi antara budaya Islam dengan budaya Melayu tua di Merangin. Dari hasil perkawinan budaya inilah maka lahir sebuah bentuk budaya baru pada masa itu yang disebut ATIB TOGAK.

Atib Togak dilakukan oleh nenek moyang kita untuk mengagung-agungkan asma Allah pada acara keagamaan seperti menyambut puasa, lebaran, dan hari besar Islam lainnya. Acara ini dilakukan di langgar atau mesjid yang lantainya terbuat dari papan yang berbentuk panggung sehingga hentakan kaki pada lantai tersebut dapat menghasilkan bunyi pada saat Atib berlansung irama yang dilantunkan mengikuti hentakan kaki tersebut.

Upacara keagamaan ini bermaksud untuk memberikan semangat terhadap masyarakat agar lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya terhadap Allah Swt dan mensyi'arkan agama Islam. Acara seperti ini sudah jarang dilakukan disebabkan oleh kemajuan tekhnologi terhadab bangunan Mesjid yang tidaklagi membuat lantainya dari papan beton dan keramik.

LUKISAN INCUNG

Lukisan incung dibuat diatas kanvas dari kulit kayu yang diolah, lukisan ini objeknya adalah kaligrafi Incung merupakan tulisan aksara melayu tua yang digunakan oleh suku Kerinci sebelum masehi. Lukisan ini karya Azhar. Mj pada tahun 1997 hasil pengolahan seni rupa Taman Budaya Provinsi Jambi.