Krinok adalah sebuah nyanyian
ungkapan perasaan dari lubuk hati yang dalam, pada akhir-akhir ini muncul
beberapa pendapat yang mengatakan bahwa krinok itu adalah nama orang yang
pertama melantunkan krinok berasal dari pulau Jawa, bernama Karino. Dari sisilain
berpendapat bahwa Krinok itu dalam bahasa Kerinci (Rawang) adalah Ngerawit atau
Gelombang maka pada nyanyian Krinok disebut Cengkok lagu atau nyanyian yang
dilantunkan dengan suara yang bergelombang. Dan ada pula yang mengatakan lagu
Gunung artinya lagu dinyanyikan bergelombang seperti Gunung-gunung.
Dari hasil pendataan yang
dikumpulkan bahwa Krinok itu adalah asal kata dari Malinok-linok artinya Baibo-ibo.
Kesenian ini juga termasuk peninggalan melayu tua dapat kita lihat dari bentuk
dan nada yang digunakan adalah nada-nada yang tidak lengkap (pentatonis).
Pada perkembangan agama Islam lagu ini oleh para ulama dari suku Batin tidak
diperbolehkan, sebab bernyanyi dengan nada sedih meratapi nasib adalah
perbuatan yang dilarang oleh ajaran agtama Islam, jika masih ada yang melakukan
silakan jauh dari kampung dihumo atau dihutan.
Komposisi musik Krinok yang ditulis
diatas hanya untuk satu bait syair saja, sedangkan syair lagu Krinok tidak
terbatas mengikuti kehendak hati, orang dahulu mengatakan lagu ini adalah lagu
panjang yang bernyanyi semalam suntuk, sedangkan syair lagu Krinok disebut Serambah.
Tempo lagu dinyanyikan dengan penuh
perasaan dinyanyikan secara menoton dari awal hingga akhir, kesenian ini
terdapat di daerah Muaro Bungo dan Muaro Tebo, Sarolangun, dan sebagian daerah
Merangin disebut Mantau atau Pantau. Pada awalnya musik Krinok
tidak memakai Piul (biola), tetapai menggunakan Serdam sebagai melodi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar