Jambi memiliki empat belas macam atau bentuk teater tutur sebagai sumber inspirasi perkembangan teater pada zaman sekarang, empat belas macam bentuk tutur tersebut adalah :
1. Kunun.
kesenian ini dilakukan oleh orang tua-tua pada zaman dulu adalah sebagai pengantar sebelum tidur dengan cara berdongeng dengan menyajikan cerita - cerita rakyat atau legenda. Kunun artinya konon dilakukan oleh satu orang penutur sambil ber baring-bering atau duduk pada saat sebelum tidur, kesenian ini disukai oleh anak-anak.
2. Keba
keba artinya berkabar atau menyampaikan berita cara orang tua-tua kita dahulu menyampaikan berita dengan cara bertutur yang disebut keba. kesenian ini dilakukan siang atau malam hari pada waktu acara-acara tertentu seperti acata pesta pengantin, cukuran dan pesta lainnya, atau ditempat-tempat lain yang tengah melaksanakan keramaian. kesenian ini dilakukan oleh satu orang penutur menyampaikan cerita sambil bernyanyi sedangkan alat pengiring keba tersebut menggunakan kaleng kosong yang juga berfungsi sebagai ruang resonansi suara atau vokal penutur.
3. Jugi
Jugi adalah kesenian tutur yang menyajikan cerita-cerita tentang pertempuran atau peperangan tempo dulu yang menampilkan tokoh-tokoh seperti Jugi, Bujang Bulan Singarincing, Malin Kusimbo dan lain-lain, peperangan yang dilakukan biasanya merebut kekuasaan. Kesenian ini dilakukan oleh satu orang pelaku juga memiliki irama lagu yang dilantunkan oleh penutur tersebut.
4. Injik Skiling
Injik Skiling seni tutur yang menampilkan cerita tentang legenda kerajaan, kesenian ini dilakukan oleh satu orang penutur dengan melapis kostum sebanyak kostum tokoh yang akan di tampilkan dalam cerita tersebut. peran tersebut dilakukan sendiri oleh penutur sambil bernyanyi.
5. Rendi.
Rendi artinya bersedih hati, ungkapan ini dilakukan dengan cara bernyanyi yang mana nyanyian tersebut menyampaikan cerita tentang kesedihan nasib, putus cinta, ditinggal pergi oleh seseorang, kekasih diambil orang, dan kesensaraan dalam menjalani kehidupan.
6. Tale
tale jiga termasuk kesenian tutur kesenian ini dilakukan oleh banyak orang baik tale yang di sawah maupun tale pelepasan Haji. tale dilakukan dengan nyanyian dengan syair atau pantun.
7. Iwa
Iwa juga salah satu cara orang tua-tua dahulu, menyampaikan berita, atau berkabar tetapi tidak sama dengan keba. kesenian ini juga dilakukan oleh satu orang penutur yang menggunakan kenong (canang) sebagai alat musik pengiring tetapi tidak bernyanyi melainkan mengucapkan petatah-petitih pembuka maupun penutup sedangkan isi cerita adalah hasil keputusan musyawarah Depati Ninik Mamak Cerdik Pandai Alim Ulama dalam negri. acara Iwa dilakukan pada malam hari sambil jalan kaki keliling kampung.
8. Pantau (mantau)
Kesenian ini juga seperti Keba tetapi memiliki pola irama lagu yang berbeda, sedangkan cerita yang disampaikan hampir memiliki kesamaan yakni menyampaikan berita, kesenian ini dilakukan oleh satu orang penutur tetapi diperlukan pemusik sebagai pengiring, seperti gendang, kelintang, gong dan piul.
9. Krinok
Krinok artinya Cengkok lagu dinyanyikan mengutamakan cengkok-cengkok sebagai pakem lagu tersebut. kesenian ini dilakukan oleh satu orang penutur dan diiringi oleh musik pengiring sama seperti Pantau (mantau) sedangkan yang membedakan adalah cerita yang disampaikan pada krinok adalah mengungkapkan isihati diri sendiri. sedangkan pantau menceritakan kejadian orang lain.
10. Doak
Pola doak sama dengan pantau dan krinok tetapi berbeda pada nyanyian atau iramanya, krinok ada pada minor sedangkan doak ada pada nada mayor. musik pengiringnya adalah sama-sama menggunakan alat musik tradisional melayu jambi tersebut, penutur satu orang sedangkan cerita yang disampaikan adalah nasehat-nasehat.
11. Dideng
Dideng adalah sebuah seni tutur yang menyampaikan cerita legenda pada sebuah kerajaan, dengan kisah cinta antara Dideng dengan Dayang Ayu yang tidak direstui. kesenian ini dilakukan sambil bernyanyi tanpa iringan musik.
12. Dadung
Dadung juga seni tutur tetapi kesenian ini lebih erat dengan agama islam, petatah petitih atau pantun yang dinyanyikan adalah ajaran islam. instrumen pengiring adalah gendang Melayu, gambus, piul, dan gong.
13. Senjang
kesenian tutur ini dilakukan oleh dua orang penutur sambil berbalas pantun menyajikan pantun-pantun jenaka sehingga terkesan lucu, lagu yang ditampilkan diiringi oleh piul tetapi pada saat lagu berhenti gendang, kromong, gong dan peralatan lain bermain sebagai interlude.
14. Senandung Jolo
senandung jolo hampir sama dengan pola senjang tetapi berbeda lagu dan cara iringannya, senandung jolo juga dinyanyikan oleh dua orang penutur, sedangkan musik pengiring lebih mengutamakan kelintang kayu , gendang dan gong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar